sk83r_z63

Friday, March 14, 2008

Kalau Nikah Dibarengi “Fitnah”

“Fan, percaya ga kalau nikah dengan orang terdekat itu bakal menimbulkan fitnah?” Tanya seorang sahabat padaku suatu kali. Pertanyaaan yang menurutku cukup aneh. Maka dari itu, aku tidak langsung menjawabnya melainkan berpikir terlebih dahulu untuk mencermati maksud dari pertanyaan ini.

Akhirnya aku pahami maksud pertanyaan itu. Aku melihat pernikahan dengan orang terdekat akan rawan dengan isu-isu tidak sedap, semisal affair yang tidak seharusnya terjadi sebelum nikah.

Tapi, apakah benar sesempit itu hidup ini? Apakah perkenalan sebelum nikah mutlak akan berujung pada affair? Tentu tidak … aku kemudian melihat bahwa logika yang dibangun dari pertanyaan tadi sempit, tepatnya terlalu negatif. Seharusnya, pertanyaan tersebut juga harus mencoba membuka kemungkinan positif. Semisal. bahwa ada baiknya juga untuk menikahi orang yang benar-benar telah lama kita kenal. Tidak salah kan?

Lagipula, sepertinya Nabi pun mencontohkan kasus yang dapat kita ambil pelajaran. Nabi mencontohkan bagaimana dia menikahi Siti Khadijah yang notabene adalah “bos” beliau, atau juga mencontohkan bagaimana menikahi orang yang belum sepenuhnya beliau kenal seperti Juwairiyah binti Harits yang dinikahinya sewaktu menjadi tawanan Perang Bani Mustahliq.

Nah, contohnya sudah ada semua kan? Nabi pun mencontohkan menikahi orang yang dia kenal dengan baik maupun tidak. Jadi, saya melihat bahwa kata kuncinya adalah bagaimana kita menjaga diri dengan bergaul sebaik mungkin. Semisal dengan mencoba sedapat mungkin menghindari hal-hal yang mendekati zina. Bukan pada konteks menjustifikasi bahwa pernikahan orang yang dekat itu berawal dari affair. Bukan begitu?

Aku malah seringkali bersyukur melihat rekan-rekan di organisasi yang akhirnya menikah. Mungkin, aku sering mengistilahkan fenomena ini dengan kata-kata “dari organisasi jadi keluarga”. Terutama ketika melihat senior di Karisma (Keluarga Remaja Islam Magelang, sebuah organisasi dakwah di Magelang) beberapa waktu lalu menikah. Bibir dan hati tersenyum… Alhamdulillah, organisasi dakwah ini juga dapat mempertemukan dua hati pada ikatan yang suci.

Sambil guyon, seorang rekan di organisasi juga menanyakan kapan aku mau nyusul, enak aja… emang aku mau ikut-ikutan nikah dengan orang dekat? Ini pertanyaan yang hanya ALLAH tahu jawabannya. Hehehe…

No comments: