Aku juga heran kenapa bisa jatuh cinta. Emang itu manusiawi banget, malah ga manusiawi yang nolak cinta yang muncul dalam hati >> menolah kodrat dari Allah. Tapi, yang mengherankan rasa itu menggebu-gebu dalam hati. Hari-hariku ingin selalu diiringi oleh dia, walau tidak bisa bareng secara fisik aku ingin bareng secara ide dan harapan (dalam doa jg boleh).
Yang mengherankan dia hadir saat tidak diharapkan. Aku sudah kuliah, sudah dewasa >> jadi aktivis lagi! (masak sih kamu aktivis, akTEBEL lagi?!) jadi, sangat lucu menurutku jika ada pikiran dalam diriku utk sekedar ngejar seorang cewek, karena menurutku itu ga ada bedanya dengan anak SMA atau SMP yang sekedar mencari pacar utk senang-senang, kalo kuliah mah harus lebih progressif: carilah saat kau sudah siap, kalo belum siap ngapain buang2 waktu? Iya ga? Hehe, sok dewasa sih, tapi itu penting daripada tetap kekanak2an dalam memandang hub cew dg cow.
Terus kembali ke topik pemikiran, kok bisa kamu jatuh cinta? Ya itulah, namanya juga jatuh cinta, “jatuh” tu ga ada yang ngira2. Sama kyk “jatuhnya” apel yg membantu Isaac Newton menemukan teori gravitasi, jatuh cinta ini juga ga aku kira bakal terjadi. Habis aku nganggap dia biasa aja, begitu juga dia (ah, masak?) ibaratnya kami hanya berteman biasa. Yg jadi masalah tu dlm perjalanan waktu kedekatan ini menjadi awal dari rasa simpatikku thdnya. Aku simpatik thd bagaimana dewasanya dia thd kehidupan (btw, aku ga senang dg tipe cew yg melulu manja>> kapan dewasanya, kapan siap jadi IBU?.
Terus ke depannya kamu mau gimana, mempertahankan apa melepas? Ini dia pertanyaan yg buat aku bingung. Aku mencari cew tu bukan utk tak jadikan istri, tapi utk menjadi ibu buat anak-anakku (ya sama aja atuh,,, beda kali! Motivasiku mencari ibu terbaik buat anakku, bukan mencari istri terbaik, Insya Allah). Menurutku dia udah masuk tipe yg ideal: keibuan, mandiri, kuat agamanya, pinter, solehah >> AMIEN. Yang jadi pertanyaan entah apakah aku sepadan dg hebatnya dia atau malah dia terlalu baik untukku. Aku cuma bisa berharap dan berdoa >> tentu juga dengan memaksimalkan diri.
Bagus duonk! Terus kamu udah bilang ke dia kalo kamu suka sama dia? Hah! Kalo akhirnya aku bilang itu bedanya apa dengan pacaran? Aku emang ga menolak pacaran, tapi males aja>> ga dewasa. Ya ga lah,,, insya Allah aku ga akan pernah bilang ke dia kalo aku suka dia. Aku hanya mau memendamnya, memendam dalam hati. Insya Allah cinta sejati tu bkan muncul dari indahnya tata bahasa yg menyihir hati, tp muncul lewat komitmen dan tindakan yang saling menjaga. Bismillah, aku akan menjaganya, bukan dalam artian menjaga jadi bodyguard loh. Tapi, dalam artian berusaha menjaganya dari tindakanku yg berdasar nafsu (apa itu nafsu? Kamu tahu ndiri lah). Insya Allah, jadi aku tidak akan merusak kesuciannya. AMIEN. Biarkan semua berjalan ….
Ke depan apa yg kamu harapkan? Biasa aja sih, aku emang suka dg dirinya tapi bukan berarti dia adl segala2nya. Insya Allah jika sabar Allah akan membalas dg balasan yg setimpal, bisa saja balasan Allah berupa diberikan dia sebagai pendamping hidup atau malah ada pengganti yangs sama baiknya. Amien
Ini kok kayak jadi curhat ya? Ya iya lah, namanya juga blogku, jadi bebas dunk aku ngomong apa aja. Salah sendiri kamu ngunjungin blog ini. Kalo ga senang ya pindah aja, masih byk kok blog-blog yg bagus. Haha,, engga’ dink! Maaf, ya ini lah aku sedang isenk aja pengen nulis ttg cinta: kan cinta tu pembicaraan yg universal, dari anak2 sampai kakek2 Insya Allah memiliki kadar minat yg sama, beda dengan pembicaraan politik, ekonomi, olahraga yang cenderung segmented.
Udah ah, mau kuliah dulu nih… dosen menunggu… da dah….
Nb: judul di atas tidak berarti menunjukkan isi hatiku, kamu bisa tertipu kalo langsung percaya aku sedang jatuh cinta.
1 comment:
apa yang saya cari, terima kasih
Post a Comment