LIBURAN .... OH LIBURAN?

Pertanyaan pertama, kenapa liburan semester ini sangat pendek, dan bahkan mepet banget dengan idul fitri (di beberapa kampus libur malah baru dimulai tanggal 11 okt kemarin). Kenapa libur idul fitri dan ramadhan yang seharusnya panjang karena menyangkut masa silaturrahmi sangat pendek. Coba bandingkan dengan libur semester genap (yang bahkan) untuk kampusku bisa berkisar 2~3 bulan, padahal apa yang kita lakukan selama itu? (tentu hanya banyak tidur2an, rekreasi, bermain dan apa lagi selain bersenang2). Sangat tidak adil mengingat di ramadhan seharusnya banyak kegiatan ibadah yang bisa kita perbanyak (tadarus, keg sosial lainnya, hingga i’tikaf)

Pertanyaan kedua, kenapa liburan idul fitri ini diakhiri dengan ujian mid semester? Yang (aku sangat yakin) tentu membuat fokus di kepala kita selama bersialturrahmi akan lari ke tumpukan literatur2 (yang kadang berbau busuk) di perpustakaan. Tidak logis bukan?

Terus siapa yang bisa kita salahkan? Banyak opini bersliweran. Namun ada satu individu yang menurutku bisa ditunjuk, siapa lagi kalo bukan menteri pendidikan nasional kita – Bp. Prof. Dr. Bambang Sudibyo. Aku menyadari bahwa beliau berasal dari kaum muhammadiyah, tapi dengan beberapa keputusan seperti itu dia sepertinya dia tidak memihak kepentingan kaum muslimin. (belum lagi keputusan kontroversialnya ttg rektor UGM, eugh..!!)

Aku jadi bernostalgia dengan masa beberapa tahun lalu saat libur lebaran bisa dimulai dari h-2 minggu. Menurutku, ini cukup fair mengingat fokus kita di bulan ramadhan tentu bukan belajar secara substansi lagi, melainkan ibadah ya ibadah.

Saat ini, aku dan kaum muslimin lainya yang masih berada di bangku sekolah dan kampus berharap semoga ada ke depannya keputusan-keputusan yang lebih memihak kamu muslimin.

(sebelum dan sesudahnya maaf bila sok tahu dan sok tahu menahu, tapi ini murni kekecewaan hati kami)