Yogyakarta Macet, Aaa……
Sebenarnya, sudah lama saya mengalami kegelisahan ini. Kegelisahan melihat kota tempat saya berkuliah ini sumpek dengan kendaraan bermotor. Bahkan, tidak hanya sumpek tingkat kesumpekan saat ini mencapai taraf macet. Karena hampir 2 tahun lalu, saat awal-awal kuliah hal ini belum terjadi.
Memang tidak setiap saat selalu macet. Namun, kemacetan selalu terjadi pada jam-jam efektif, yang tentu sangat mengganggu mobilitas dan menguras energi. Jam 7 pagi sampai jam 8, jam 12 siang dan sore hari jam 4-5 di ruas-ruas utama seperti jalan Gejayan dan Jalan Kaliurang yang sering saya lewati terasa begitu menghimpit. Menurut saya, kemacetan ini tidak semata-mata diakibatkan oleh meledaknya jumlah pengguna kendaraan bermotor, namun juga dikarenakan keterbatasan Pemda Yogyakarta dalam mengadakan pembangunan jalan. Bahasa gampangnya, meledaknya kendaraan tidak dibarengi dengan pembangunan jalan yang memadai. (konon, karena walikotanya lebih suka membangun taman, apa benar?)
Memang, hampir sebulan ini Bus TransJogja hadir. Namun, hasil pengamatan saya ada kecenderungan respon dari warga mulai menurun. Bus TransJogja memang cukup ramai saat masa promosi, berkebalikan dengan pasca-promosi yang menurun secara cukup drastis. Mungkin, karena saat masa promosi harga yang ditawarkan hanya 1000 rupiah, berbeda dengan harga normal yang mencapai tiga kali lipat. Belum lagi, jalur yang ditawarkan pun tidak ada bedanya dengan jalur bus biasa, artinya saat macet pun akan terjebak.
Miris memang melihat keadaan Yogya saat ini, karena tentu akan menyulitkan siapapun yang ingin mobile secara cepat dan taktis. Oleh karena itu, saat beberapa waktu lalu ada wacana menjadikan Yogyakarta ibukota menggantikan Jakarta saya hanya dapat tersenyum sinis. Maklum, belum jadi ibukota saja sudah cukup semrawut, apalagi jika benar-benar jadi nanti. Masih banyak PR untuk pemda mungkin. Lagipula, andai benar-benar jadi ibukota, saya sepertinya tidak rela andai harus berkuliah di kota yang terlalu ramai dan padat penduduknya, tidak nyaman begitu. Sudah ah…. Kebanyakan mengeluh nih.
Iya kok jadi ngelantur? Dari masalah macet, mengkritik Bus Trans sampai protes wacana ibukota. Dasar tukang protes…!
No comments:
Post a Comment